Tuesday, November 25, 2008

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Suatu masa transisi adalah sebuah proses dimana mahasiswa mencari cara-cara terbaik dalam belajar, mulai dari mengetahui sumber belajar (learnig resources) yang relevan, gaya belajar (learning style), dan faktor-faktor lain yang mendukung proses pembelajaran. Menurut Wyatt (2001), Profesi kedokteran merupakan profesi sepanjang hayat yang memerlukan komitmen untuk terus memperkaya diri dengan selalu menambah pengetahuan dan informasi. Dibandingkan profesi lainnya, profesi ini salah satu ciri khasnya adalah ketergantungannya pada informasi sehingga ada yang mengatakan sebagai information intensive domain. Oleh karena itu, menjadi mahasiswa di fakultas kedokteran berarti harus merelakan diri untuk bergumul dengan berbagai sumber-sumber belajar dan informasi kesehatan. Terlebih lagi dalam kurikulum problem based learning yang menghendaki mahasiswa agar senantiasa aktif mencari sumber belajar, data, dan informasi untuk menyelesaikan masalah (problem). Mengingat pentingnya pengenalan sumber-sumber belajar dan informasi kesehatan bagi mahasiswa kedokteran, tulisan ini bermaksud untuk menguraikan sumber-sumber belajar dan informasi yang relevan.

Wyatt (2001) menyatakan juga yang mulai dikembangkan saat ini adalah praktek kedokteran berdasarkan bukti (evidence based medicine). Hal ini untuk menghindari praktek kedokteran yang berdasar intuisi, karena menganggap praktek dokter adalah seni semata. Bagaimanapun secara rasio karena menyangkut nyawa manusia dan kualitas hidupnya, praktek kedokteran harus mempunyai landasan pemikiran ilmiah, tanpa meninggalkan sisi art dari ilmu kedokteran, karena pasien pun merupakan suatu individual yang unik dan sangat berbeda dari pasien dan individu lain. Oleh karena itu, sejak dini pemahaman dan pengetahuan tentang sumber-sumber belajar (learnig resources) yang digunakan sebagai landasan pengetahuan medis harus diterapkan.

Menurut Yunanto (2005) ragam sumber belajar adalah lingkungan alam, lingkungan Sosial lingkungan, lingkungan budaya, media, dan realita. Sedangkan Race (2004) menyatakan bahwa sumber belajar dibagi menjadi dua yaitu sumber daya insani (manusia) yang meliputi dosen, staf perpustakaan, teknisi, staf teknologi informasi, sesama mahasiswa, mahasiswa S-2, mentor/tutor, pengawas proyek, serta pengawas penempatan kerja dan sumber daya noninsani (nonmanusia) yang meliputi buku teks, handout, paket belajar terbuka, perpustakaan, jurnal, sumber berbasis audio-visual dan komputer, surat elektronik, dan internet. Hal ini sangat berkaitan karena sumber daya manusia akan membantu mahasiswa dalam memanfaatkan sumber daya nonmanusia dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka perumusan masalah yang muncul dalam penulisan ini adalah sumber-sumber belajar dan sumber informasi apa saja yang relevan bagi mahasiswa kedokteran.

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum mengetahui dan memahami sumber-sumber belajar yang relevan bagi mahasiswa kedokteran serta faktor-faktor lainnya.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasikan sumber-sumber belajar bagi mahasiswa kedokteran.

b. Mengidentifikasikan sumber belajar apa yang paling dominan digunakan oleh mahasiswa kedokteran.

c. Mengidentifikasikan faktor-faktor yang berhubungan dengan proses pembelajaran dan sumber-sumber belajar.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi Penulis

Penulis dapat mengembangkan kemampuan dalam menyusun karya tulis ilmiah.

1.4.2 Bagi Mahasiswa

Dapat meningkatkan pengetahuan tentang sumber-sumber belajar yang relevan bagi mahasiswa kedokteran.

1.4.3 Bagi Institusi UII

a. Memberikan gambaran tentang sumber-sumber belajar mahasiswa kedokteran sehingga dapat lebih mensosialisasikan sumber-sumber belajar yang relevan.

b. Sebagai masukan untuk menyusun program yang akan datang dan sebagai evaluasi.

BAB II

I S I

2.1 Definisi Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dipergunakan sebagai acuan atau refrensi dalam proses pembelajaran. Yunanto (2005) mengungkapkan bahwa sumber belajar adalah bahan yang mencakup media belajar, alat peraga, alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada anak maupun orang dewasa yang berperan mendampingi proses pembelajaran. Menurut Rohani (2008) Sumber belajar merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam menentukan proses belajar agar pembelajaran menjadi efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan. Edgar Dale (dalam Karwowno 2007) seorang ahli pendidikan mengemukakan sumber belajar adalah, segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang. Pendapat lain dikemukakan oleh Association Educational Comunication and Tehnology AECT (dalam Borneo 2008) yaitu berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar. Menurut Dirjen Dikti (dalam Karwono 2007), sumber belajar adalah segala sesuatu dan dengan mana seseorang mempelajari sesuatu.

2.2 Fungsi Sumber Belajar

Agar sumber belajar yang ada dapat berfungsi dalam pembelajaran harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Fungsi sumber belajar menurut Hanafi (dalam Karwono 2007) adalah untuk:

a. Meningkatkan produktifitas pendidikan, yaitu dengan jalan Memepercepat laju belajar dan membantu dosen untuk menggunakan waktu secara lebih baik serta mengurangi beban dosen dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah mahasiswa.

b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan mengurangi kontrol dosen yang kaku dan tradisional sertam memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar sesuai dengan kemampuannya.

c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan jalan perencanaan program pembelajaran yang lebih sistematis dan pengembangan bahan pelajaran yang dilandasi penelitian (evidence based).

d. Lebih memantapkan pembelajaran dengan jalan meningkatkan kemampuan manusia dalam penggunaan berbagai media komunikasi dan penyajian data dan informasi secara lebih konkrit.

e. Memungkinkan belajar secara seketika, karena mengurangi jurang pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkret dan memberikan pengetahuan yang bersifat langsung.

f. Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas, terutama dengan adanya media massa, dengan jalan pemanfaatan secara bersama lebih luas tenaga atau kejadian yang langka. Penyajian informasi yang mampu menembus geografis.

2.3 Proses Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Konsepsi yang demikian menuntut mahasiswa aktif, responsive dan aktif dalam mencari, memilih, menemukan, menganalisis, menyimpulkan, dan melaporkan hasil belajarnya (Jardiknas, 2008)

2.3.1 Pembelajaran Multi Indrawi

Sebagai seorang pembelajar dewasa mahasiswa kedokteran harus mampu belajar dengan menggunakan berbagai indranya, Rae Leslie (2005) berpendapat pembelajaran adalah reaksi dari orang-orang yang belajar dan kemampuan mereka dalam mempelajari sesuatu melalui pengaruh indrawi-mendegar, melihat, menyentuh, mengendus, menvisualkan, melakukan sesuatu dan seterusnya.

a. Indra Penglihatan

Proses pembelajaran indrawi mencakup empat yang mengandalkan indra penglihatan:

1. Belajar dengan cara membaca. Pembelajar ini dapat diterjemahkan dalam bentuk membaca informasi, teknik keterampilan ataupun bahan prosedural tertulis.

2. Belajar dengan cara melihat. Banyak mahasiswa harus melihat sesuatu agar mereka bisa memahami hal itu dengan demikian dapat mempelajari hal itu.

3. Belajar dengan visualisasi. Merupakan pendekatan yang sulit yang mengharuskan mahasiswa yang tengah belajar melalui deskripsi verbal atau tertulis untu melakukan visualisasi terhadap objek, atau peristiwa atau konsep.

4. Belajar dengan cara menulis. Merupakan tindakan menyalin sesuatu dari teks yang ada, menafsirkan, menganalisis, dan menyimpulkan teks yang diperluas.

b. Indra Pendengaran

Belajar dengan cara mendengarkan. Mahasiswa yang merasa kesulitan belajar melalui tulisan sering tergolong dan dapat belajar dengan kata-kata lisan. Pembelajaran ini biasanya berlangsung dalam lingkungan yang memungkinkan tanya jawab dan diskusi, dan dengan cara demikian dapat membantu proses pembelajaran.

c. Indra Peraba

Dalam dunia kedokteran menciptakan proses pembelajara yang efektif, dan jika dianggap sebagai tindakan indra peraba merupakan indra yang paling penting.

1. Belajar melalui sentuhan. Hal ini terutama berlaku dalam situasi ketika pengalaman nyata yang hanya memakan waktu beberapa menit bisa setara dengan pembelajaran selama berjam-jam.

2. Belajar dengan cara mencoba melakukannya. Pendekatan ini banyak dianngap sebagai puncak proses pembelajaran biasanya didahului dengan semacam deskripsi verbal dan penyajian grafis.

d. Penciuman dan Pengecap

Indra penciuman dan pengecap mungkin memiliki keterbatasan dalam aplikasi, namun dalam bentuk pembelajaran tertentu mempunyai peranan penting. Contohnya apabila dalam pembelajaran mengenai bau obat pembaca tidak berkesempatan untuk benar-benar membaui obat, pembelajaran ini tidak akan efektif.

2.3.2 Gaya Belajar (Learning Style)

Kecenderungan indrawi juga memiliki pengaruh yang penting terhadap cara belajar mahasiswa dan seberapa banyak yang mampu mereka pelajari. Menurut Chyntia (2006) ada tiga cara belajar yaitu:

a. Gaya Visual

Belajar dengan cara mengamati (looking), melihat (seeing), mencermati (viewing), dan melototi (watching).mahasiswa yang dominan gaya visualnya, maka dalam belajarnya ia perlu melihat ekspresi wajah dosen dan juga gerakan tubuh lainnya untuk bisa mengerti isi kuliahnya. Ia perlu duduk di barisan kursi paling depan supaya tidak terganggu pandangannya. Ia berfikirnya memakai gambaran imaginasi dan ia akan belajar secara optimal dengan visual. Selama kuliah berlangsung, ia cenderung membuat catatan secara rapi dan mendetail untuk menerima informasi.

b. Gaya Auditori

Belajar dengan cara mendengarkan (listening), nguping (listening) dan berbicara (speaking). mahasiswa yang dominan gaya Auditorynya, maka hasil terbaik untuk belajar adalah melalui kuliah, diskusi, dan brainstorming. Ia akan lebih memahami apa yang diajarkan dengan cara mendengarkan dengan alunan suaranya, cepat lambat, tinggi rendahnya suara. Jadi apa yang ditulis di papan tulis atau powerpoint tidak begitu berati sebelum si mahasiawa itu mendegarkan sendiri dari dosennya. Mahasiswa dengan gaya auditory akan belajar dengan optimal kalau ia mendapat kesempatan mendengarkan bahan kulaih dibacakan dengan keras (misalnya pakai tape recorder)

c. Gaya Kinesthetics

Belajar dengan cara mengalami sendiri (experiencing), menjalankan sendiri (moving) dan mencobanya sendiri (doing). Mahasiswa yang dominan gaya Kinesthetics-nya akan belajar dengan pendekatan praktis (hand-on) dan secara aktif mengeksplorasi dunia nyata di sekitarnya. mahasiswa ini akan mendapat kesulitan jiga hanya duduk saja dalam jangka waktu yang lama. Ia akan mudah terganggu dengan hasratnya untuk tetap bergerak dan eksplorasi.

Dalam teori belajar sudah terbukti bahwa, apa yang mahasiswa pelajari akan diingat jika ia:

Melihat (10%)

Melihat + mendengar (30-40%)

Melihat + mendengar + praktek (90%)

Semua mempunyai kemapuan untuk belajar melalui 3 gaya ini, tetapi hanya satu saja yang dominan.

Tabel 1. Metode Mengajar

Visual

Auditory

Kinesthetic

Transparencies

Lectures

Role plays

Videos/Slides

Group discussions

Simulations

Flip charts

Informal conversations

Practice demonstrations

Readings

Stories dan examples

Writing/Note taking

Demonstrations

Brainstrorms

Activities

2.4 Jenis – Jenis Sumber Belajar

Degeng (dalam Karwono 2007) menyebutkan sumber belajar mencakup semua sumber yang mungkin dapat dipergunakan oleh si-belajar agar terjadi prilaku belajar. Dalam proses belajar komponen sumber belajar itu mungkin dimanfaatkan secara tunggal atau secara kombinasi, baik sumber belajar yang direncanakan maupun sumber belajar yang dimanfaatkan.

Jenis Sumber Pembelajaran menurut Association of Education Communication Technologi (AECT) (dalam kurniawan 2007):

1. Message (Pesan): Informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti dan data. Termasuk disini bahan pelajaran yg dituangkan dalam buku atau wacana

2. People (orang nara sumber): Manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah dan penyaji pesan.

3. Materials (bahan): Perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat atau perangkat keras maupun dirinya sendiri (tranparansi, slide, film, audio, vidio, modul, majalah, buku dan sebagainya)

4. Device (alat): Sesuatu perangkat keras yg digunakan untuk menyampaikan pesan yangg tersimpan dalam bahan (OHP, tape recorder, pesawat radio, dan sebagainya)

5. Technique (teknik): Prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk penggunaan bahan, peralatan, orang, lingkungan untuk menyampaikan pesan.

6. Setting (lingkungan): Situasi atau suasana sekitar dimana pesan disampaikan. Lingkungan Fisik (ruang kelas, kampus, Perpustakaan, laboratorium, taman, lapangan). Lingkungan nonfisik (iklim belajar, tenang, ramai, lelah, dan sebagainya)

2.5 Sumber-Sumber Belajar Mahasiswa Kedokteran

Sumber belajar mahasiswa kedokteran dibagi kedalam dua jenis sumber daya manusia dan sumber daya nonmanusia. Hal ini saling berhubungan, karena sumber daya manusia dapat membantu mahasiswa memanfaatkan sumber daya nonmanusia (Race, 2007). Menurut Race (2007) yang termasuk sumber belajar itu adalah:

2.5.1 Sumber daya manusia

a. Dosen

Dosen adalah orang yang bisa banyak membantu mahasiswa. Karena mereka sendiri telah menjadi mahasiswa yang berhasil. Dosen tidak banyak memberikan materi, tetapi hanya menunjukan apa yang perlu dipelajari oleh mahasiswa, mendorong mahasiswa untuk belajar mandiri (self learning).

b. Staf Perpustakaan

Pustakawan, mereka memiliki gagasan yang sangat baik tentang sumber-sumber mana yang perlu digunakan dan dihargai. Mereka tidak hanya tahu buku, melainkan juga jurnal elektronik, website dan data base online.

c. Teknisi

Teknisi cenderung mengetahui lebih banyak mengenai peralatan disekitar mahasiswa dibanding mahasiswanya sendiri. Inilah alasan baik bagaimana teknisi menjadi sumber belajar mahasiswa.

d. Staf Teknologi Informasi

Kebanyakan program sarjana dan dalam beberapa mata kuliah memanfaatkan teknologi informasi, hal ini merupakan hal vital untuk mampu menggunakan paket-paket belajar berbasis komputer

e. Sesama Mahasiswa

Mungkin sumber belajar yang paling penting di mahasiswa adalah sesama rekannya, karena dapat saling bertukar informasi dan role play ketika ada ujian keterampilan medik. Mahasiswa tidak merasa canggung untuk berdiskusi dengan rekannya.

f. Mahasiswa Pasca Sarjana (Resimen Spesialis)

Mereka biasanya lulus sarjana dengan prestasi puncak akademis. Oleh karena itu mereka bisa menjadi saksi ahli. Mereka juga mungkin mengetahui banyak hal tetntang kuliah dan mampu memberikan informasi yang berguna bagaimana sistem perkuliahan. Mereka biasanya memiliki spesialisasi di bidang lapangan penelitian.

g. Mentor atau Tutor

Mentor adalah “teman yang kritis” dan ‘kolega terpercaya’. Pada dasarnya seorang mentor atau tutor membantu dan mendukung atau memfasilitatori mahasiswa bukannya mengajar.

2.5.2 Sumber belajar nonmanusia

a. Buku Teks (Textbook)

Buku teks merupakan landasan utama medical knowledge. Artikel-artikel dalam textbook biasanya sudah mengalami proses editing dan peer-review yang panjang, yang dilakukan oleh individual yang profesional di bidangnya. Misalnya dalam hal kedokteran dilakukan oleh dokter ahli atau organisasi profesional seperti asosiasi-asosiasi profesional.

b. Artikel Jurnal

Artikel di jurnal-jurnal kedokteran merupakan sumber belajar kedua setelah textbook. Informasi yang ada biasanya merupakan informasi terkini yang mengenai pengobatan terbaru, cara diagnosis mutakhir sampai dengan terapi alternatif terbaru. Meskipun artikel jurnal up to date tetapi sebagai seorang profesional kedokteran baik mahasiswa maupun dokter harus dapat mengidentifikasi jurnal mana yang valid dan yang tidak. Dalam hal ini diperlukan keterampilan khusus bagi mahasiswa kedokteran yaitu keterampilan penelaah kritis (critcal appraisal) untuk memastikan artikel yang kita baca bermanfaat.

c. Bahan Selebaran (Handout)

Banyak dosen yang menggunakan handout ini untuk isi yang mereka liput dalam memberi kuliah di kelas, dan bebarapa mengeluarkan bahan lanjutan untuk dipelajari oleh mahasiswa untuk kuliah selanjutnya. Menurut Rae (2005) handout merupakan salah satu sumber belajar yang paling umum digunakan di perguruan tinggi.

d. Perpustakaan

Race (2004) menyatakan bahwa perpustakaan adalah suatu tempat dimana mahasiswa dapat melakukan kegiatan belajar, setidaknya beberapa pelajaran dari kuliah. Bagi mahasiswa yang suka belajar ditempat yang tenang dan sepi, perpustakaan bisa menjadi tempat yang baik untuk belajar.

e. Berita-Berita kesehatan

Berita merupakan ulasan suatu kejadian yang biasanya belum sampai diteliti sejauh mana tingkat kebenarannya. Kesimpulan yang disajikan masih merupakan dugaan-dugaan. Tetapi, berita-berita ini peting bagi mahasiswa kedokteran dan bisa sebagai pertanyaan penelitian yang bagus.

f. CD-ROM

Sebenarnya CD-ROM adalah jenis medianya. Isinya biasanya berupa ensiklopedia kesehata, yang diperbaharui stidaknya sekali atau dua kali dalam setahun. CD-ROM berisi penegtahuan dasar seperti anatomi fisiologi dan lain-lain yang sudah banyak beredar.

g. Video dan Film Kedokteran

Video kedokteran berisi medical video, animasi video dan psycal examination video yang sangat bermanfaat untuk mendukung proses belajar di pendidikan kedokteran dan kesehatan. Misalnya mahasiswa dapat melihat bagaimana seorang dokter bekerja untuk operasi atau dalam film-film kedokteran mahasiswa dapat terinspirasi bagaimana seorang dokter memecahkan masalah.

Blasco (2001) mengelompokan literatur dan film-film kedokteran berdasar area pembelajarannya, seperti tabel dibawah ini

Tabel 2.

Literary Works and Movies Related to a Specific Area of Study


Group A

The Figure of the Physician


BOOKS

Maimônides: The Eight Chapters

A.J. Cronin: The Citadel

M. Shelly: Frankenstein

R.L. Stevenson: The Doctor and the Monster

Jürgen Thorwald: The Century of the Surgeons

Maxence V.D. Meersch: Bodies and Souls

Axel Munthe: The Book of St Michele

FILMS

The Doctor

The Prince of Tides

As Good as It Gets

Patch Adams

Group C

The Patient and Human Suffering


BOOKS

Gustavo Corção: Lessons from the Abyss

Leon Tolstoy: The Death of Ivan Illich

Dominique Lapierre: Greater Than Love

Marie de Hennezel: Dialogue With Death

Lewis: The Problem of Suffering

Jean Dominique Bauby: The Diving Bell and the Butterfly

FILMS

My Life

Shadowlands

Lorenzo’s Oil

The Spitfire Grill

Marvin’s Room

Instinct

Group B

Diseases, Limitations, and Insanities


BOOKS

Machado do Assis: The Alienist

Thomas Mann: The Magic Mountain

Oliver Sacks: The Man Who Mistook his Wife for a Hat

Oliver Sacks: Awakenings

Virginia Woolf: Mrs Dalloway

Molière: The Imaginary Patient/The Forced Doctor

FILMS

Man Without a Face

Passion Fish

Le Huitième Jour (The Eighth Day)

Of Mice and Men

Awakenings

Mr Jones

Rain Man

Group D

Ethics and Human Relationships


BOOKS

Shakespeare: Macbeth

Steinbeck: East of Eden

Lewis: The Four Loves

Ibsen: House of Dolls

Edith Wharton: The Age of Innocence

Thomas Hardy: Tess

Jane Austen: Sense and Sensibility

Thorton Wilder: Mr North/Our City

Susanna Tamaro: Go Where Your Heart

Commands/Soul of the World

FILMS

Modern Times

A Man for All Seasons

The Shawshank Redemption

Mr. Holland’s Opus

Her Majesty, Mrs. Brown

Dead Man Walking

Dead Poets’ Society

The Mirror has Two Faces

Good Will Hunting

Secrets and Lies



h. Surat Elektronik (E-Mail)

Race (2004) mengemukakan bahwa e-mail dapat menjadi cara berkomuniaksi dengan sesama mahasiswa yang sangat berguna pada kegiatan perkuliahan, bagi sesama mahasiswa dimanapun, tutor dan dosen. Dengan e-mail juga kita bisa mengikuti layanan newsgroup atau mailing list yang disi oleh beberapa asosiasi spesialis.

i. Sumber berbasis komputer (Multimedia)

Komputer adalah tools untuk membantu mahasiswa dalam pembelajaran di fakultas kedokteran, karena dengan penguasaan penggunaan komputer mahasiswa akan lebih mudah dalam proses belajar. Berikut adalah bagan hubungan antara penggunaan komputer dengan pembelajaran di fakultas kedokteran

Figure 1. Organisational Structure - IT and Multimedia - Faculty of Medicine, Dentistry and Health Sciences (Keppell et al, 2002)

Bagan diatas menunjukan bahwa penggunaan komputer dan multimedia sangat penting bagi pembelajaran mahasiswa kedokteran, apalagi sekarang kurikulum baru yang digunakan di fakultas kedokteran adalah problem based learning yang menuntut mahasiswa untuk belajar mandiri. Ini adalah hubungan anatara PBL dengan penggunaan komputer


Figure 2. IT Components of the new medical curriculum.

yang sangat mendukung pembelajaran berbasis PBL.

j. Internet (Web Based Resources)

Boulos, Maramba dan Wheeler (2006) menyatakan sebagai berikut: A new generation of Web-based tools for virtual collaborative clinical practice and education (also known as Web 2.0 tools), namely wikis, blogs and podcasts, as evidenced by the growing number of publications. Jadi pada era informasi global seperti pada saat ini pembelajaran mahasiswa kedokteran justru lebih banyak berada di internet tetapi mahasiswa harus memilih sumber-sumber yang relevan, biasanya bersertifikasi honcode adalah informasi kedokteran yang validitasnya sudah diuji.

1. Wikis, adalah kolaborasi web site yang isinya dapat diedit oleh setiap orang yang mengaksesnya. Pada saat ini wiki yang terbaik adalah wikipedia yaitu yang berupa ensiklopedia gratis. Wikis dapat diguanakan sebagai sumber informasi dan pengetahuan dan juga sebagai metode kolaborasi berbagi informasi diantara partisipan. Contoh wiki dalam dunia kedokteran adalah mengenai informasi kesehatan yang dibuat oleh seorang profesional kedokteran yang dapat digunakan sumber belajar untuk mahasiswa. Kelemahan dari wikis adalah karena bisa di edit oleh setiap orang jadi mahasiswa juga harus bersikap critical appraisal.

2. Blogs, adalah web site yang isi datanya berupa topik-topik khusus biasanya dibuat oleh seseorang atau suatu kelompok. Fungsinya sebagai jurnal elektronik (online journal) dan juga didalamnya bisa memuat komentar-komentar para paembaca, links untuk akses web lain dan mungkin fasilitas pencarian. Tidak semua blog validitasnya teruji jadi mahasiswa harus mengetahui pembuat blog itu jelas atau tidak.


Figure 3. The co-relationship and dependent positioning of wikis, blogs and podcasts within a student centred learning environment. A diagram to indicate the co-relationship, dependent positioning, and potential for confluence of the three collaborationware components wikis, blogs and podcasts, within a student centred learning environment. The diagram illustrates the flow paths of communication. (Boulos et al, 2006).

Bagan diatas adalah sebuah korelasi dan alur komunikasi wikis, blogs, dan podcasts dalam pembelajaran mahasiswa sebagai pusat pembelajaran (student center learning).

3. Podcasts dan m-Learning (mobile learning), esensi dari sebuah podcasts adalah menciptakan sebuah content berupa video atau audio yang dapat dipergunakan sebagai sumber belajar dimana, kapan dan bagaimana yang mereka inginkan. Jadi walaupun mahasiswa itu sibuk mereka tetap bisa belajar dimana pun mereka berada. Podcast sudah digunakan dalam kurikulum keedokteran di luar negeri untuk penerapan podcasting dan videocasting yaitu untuk keperluan merekam kegiatan perkuliahan bagi mahasiswa yang tidak dapat hadir kuliah, dan berbagai keperluan lain.

4. MEDLINE (MEdical Literature archiving and retrieving systems onLINE), adalah database sumber informasi utama bagi profesi kesehatan yang dikembangkan oleh National Library of Medicine (USA) yang meliputi kurang lebih sembilan juta sitasi dari lima ribuan jurnal di bidang kesehatan. Di internet situs MEDLINE (www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed) merupakan alamat yang palig sering dikunjungi oleh prifesional kedokteran.

5. Journal online, merupakan salah satu refrensi utama bagi mahasiswa keokeran atau seorang prefesional kesehatan karena dari sanalah perkembangan ilmu kedokteran yang up to date. Umumnya mahasiswa dapat mengakses jurnal di perpustakaan karena biasanya perpustakaan berlangganan jurnal karena biaya langganan jurnal internasional cukup mahal. Tetapi seiring perkembangan internet banyak jurnal yang gratis contohnya adalah British Medical Journal (www.bmj.com). Jurnal online yang hanya menampilkan abstaknya saja seperti Journal of American Medical Association (www.jama.com) The Lancet maupun the new England Journal serta EBSCO (www.ebsco.com)

6. Search engine, adalah situs web yang menyediakan database situs-situs web yang memungkinkan mahasiswa mencari informasi situs yang menyediakan informasi yang dicari. Bebrapa search engine yang biasa digunakan adalah Google (www.google.com), Altavista (www.altavista.com), Yahoo (www.yahoo.com), Webcrawler (www.webcrawler.com), dan masih banyak lagi.

7. Search engine khusus direktori kesehatan, memudahkan kita langsung mengakses sumber-sumber informasi kesehatan tertentu dan mengelompokannya ke dalam direktori khusus. Beberapa contoh direktori kesehatannya yaitu:

- Medmatrix http://www.medmatrix.org/index.asp

- OMI http://omni.ac.uk

- HON http://www.hon.ch

- Medscape http://www.medscape.com

- HealthAtoz http://www.healthatoz.com

- Cliniweb http://www.ohsu.edu/cliniweb

8. Mailing list dan newsgroup kesehatan, merupakan kelompok diskusi yang membicarakan suatu objek tertentu melalui e-mail, ini adalah salah satu upaya untuk tetap menjaga informasi yang dimiliki oleh seorang mahasiswa kedokteran atau dokter agar tidak ketinggalan jaman dengan berkomunikasi dengan teman sejawat secara virtual melalui mailing list dan newsgroup. Salah satu mailing list kesehatan yang populer di indonesia adalah MLDI (Mailing List Dokter Indonesia).

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Sumber-sumber pembelajaran bagi mahasiswa kedokteran bisa bermacam-macam, mulai dari sumber daya manusia yang meliputi dosen, staf perpustakaan, teknisi, staf teknologi informasi, sesama mahasiswa, mahasiswa pasca sarjana (resimen spesialis), dan mentor/tutor. Maupun sumber belajar nonmanusia yang meliputi banyak aspek yaitu internet (web based resources), sumber berbasis komputer (multimedia), surat elektronik (e-mail), video dan film kedokteran, CD-Rom, berita-berita kesehatan, perpustakaan, bahan selebaran (handout), artikel jurnal, dan buku teks (textbook). Menjadi mahasiswa kedokteran harus merelakan diri untuk bergelut dalam berbagai informasi, karena profesi dokter adalah profesi yang tergantung kepada informasi (informtion intensive dominan).

3.2 Saran

Setelah berbagai uraian diatas penulis menyarankan kepada pembaca khususnya mahasiswa kedokteran untuk:

1. Carilah sumber-sumber belajar yang valid.

2. Tingkatkan keterampilan critical appraisal agar dapat menilai suatu sumber belajar yang valid.

3. Manfaatkanlah sumber-sumber belajar yang ada dengan sebaik mungkin.

4. Kenalilah gaya belajar (learnig style) masing-masing agar dapat memaksimalkan potensi belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Asari, Deni Kurniawan., 2007. Mengenal Sumber Belajar. http//:penadeni.blogspot.com (download tanggal

Blasco, Pablo González., 2001. Literature and Movies for Medical Students, Jouranal of Family Medicine, Vol. 33, 6:427

Borneo., 2008. Jenis-Jenis Pembelajaran dan Pemanfaatannya. http//:borneo.blogspot.com

Boulos M., Maramba I,. Wheeler S., Wikis, blogs and podcasts: a new generation of Web-based tools for virtual collaborative clinical practice and education, BMC Medical Education 2006, 6:41.

Jardiknas., 2008. Pusat Sumber Belajar. http//:www.e-dukasi.net.

Karwono., 2007. Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Upaya Peningkatan Kualitas dan Hasil Pembelajaran. Metro.

Keppell M., Kennedy G., Elliott K,. Harris P., 2002. Transforming Traditional Curricula: Enhancing Medical Education through Problem-Based Learning, Multimedia, and Web-based Resources, Journal of Computer Enhanced Learning.

Mujiman, Haris., 2007. Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Race, Phil., 2004. How To Get A Good Degree. Imaningrum, Diah. 2006 (Alih Bahasa), PT. Indeks, Jakarta.

Rae, Leslie., 2005. Using Training Aids. Rachmanto, Nur Basuki. 2005 (Alih Bahasa), PT. Gramedia, Jakarta.

Rohani., 2008. Pengertian Sumber Belajar. http//:www.greatnews.net.

Wyatt, J., 2001. Use and source of medical knowledge. The Lancet, 338:73

Yunanto, Sri Joko., 2005. Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta: PT. Grasindo.

Zulharman., 2008. Dari multimedia hingga hypermedia. http//:video.ilmukedokteran.net